Selasa, 05 April 2016

Pariwisata DAN Transfortasi.

Pariwisata

Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di antara potensi itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa kecamatan. Adapun objek wisata wisata tersebut adalah:

Wisata Bahari

Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung Toraya di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa. Pulau-pulau itu semakin diperindah dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan Mandar yang terkenal sebagai pelaut ulung.

Lopi Sandeq

Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar adalah lopi sandeq. Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini lincah di samudera. Lopi sandeq terdiri dari anasir perahu, antara lain tambera, sobal, guling, pallayarang, palatto, tadiq, petaq dan sebagainya. Oleh nelayan, perahu ini kerap digunakan sebagai alat transportasi antar pulau, mencari ikan atau motangnga (berburu telur ikan terbang). Bahkan untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI, setiap tahun diadakan Sandeq Race yang diikuti berbagai kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak terhitung jumlah peneliti yang tertarik dan telah melakukan riset tentang sandeq dan tradisi bahari Mandar.

Pantai Bahari

Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota Kabupaten Polewali Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari sangat ramai kapal pelayaran antar pulau untuk mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti kopra dan beras. Pada malam hari pantai Bahari sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik yang terutama yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada di sekitarnya, antara lain dari Kabupaten Majene, Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare. Di tempat ini pengunjung disuguhi dengan wisata kuliner dengan berbagai pilihan.

Wisata Alam

Wisata alam ini terdiri dari air terjun Indo Ranoang, permandian Limbong di Kecamatan Anreapi, permandian Biru di Kecamatan Binuang dan objek tirta bendungan pengairan Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli yg perbatasan dengan kecamatan Luyo.

Air Terjun Indo Ranoang & Limbong

Air terjun Indo Ranoang dan permandian Limbong berada di lokasi yang sama. Indo Ranoang merupakan sumber air yang tak pernah kering bagi permandian Limbong, sekaligus hulu sungai yang sama walau berada di tempat yang berbeda.

Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan

Permandian alam ini terletak di Desa Kurrak kecamatan Tapango. Karena didukung alamnya yang asri dan sejuk permandian alam ini sangat menarik untuk dikunjungi terutama bagi mereka yang ingin menikmati hawa pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu setengah jam melalui Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso dan Kalimbua. Jarak tempuh yang terbilang dekat dari kota Polewali karena jalan menuju permandian telah dirintis oleh Pemerintah Daerah yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.

Limbong Lebok ( Biru )

Permandian alam ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga kecamatan Binuang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Polewali yang berjarak 11 Km dari lokasi ini,permandian ini merupakan permandian yang cukup terkenal akan buah-buahannya seperti Langsat, durian, dan Rambutan.

Sekka-sekka

Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek wisata yang sangat indah dengan pemandangan yang asri dan cuaca yang sejuk. Objek ini mempunyai fungsi ganda dimana selain sebagai objek wisata sekaligus difungsikan pula sebagai sarana air bersih di Kabupaten Polewali Mandar.

Burung Mandar

Objek lain yang juga menarik adalah burung Mandar yang dibanggakan oleh masyarakat Mandar. Burung ini mempunyai deskripsi sebagai berikut:
  • Bentuknya ramping, tubuh dan badannya lunak seperti Ralina Pasciata, warna bulu kecoklatan;
  • Kepala bagian atas hitam;
  • Muka samping sampai rahang bawah berwarna putih;
  • Leher bawah dan perut berwarna kelabu;
  • Di sisi tubuh dan di bawah sayap terdapat garis-garis hitam melintang tegak;
  • Sayap yang berukuran sedang dan tidak terlalu besar, menjadikan burung ini tidak termasuk spesies penerbang ulung;
  • Selaput pelangi mata kecoklatan, paruh panjang runcing dan kehitaman;
  • Kaki tegak kuat berwarna biru kecoklatan;
  • Kuku jari panjang;
  • Suaranya terdengar seperti suara orang mendengkur.
Cara Hidup:
  • Sendiri-sendiri atau berpasangan;
  • Makanannya berupa tumbuhan, serangga dan hewan air;
  • Habitatnya berkembang-biak dihutan dan rawa-rawa.

Wisata Seni Budaya

Sebagai salah satu pilar kebudayaan Mandar, kesenian mandar yang merupakan unsur kebudayaan yang biasa diselengarakan dalam kegiatan perkawinan (mappakaweng) atau khataman Al-Qur’an (mappatammaq). Kesenian itu antara lain Tari Pattuqduq, Pakkacaping (menggunakan kecapi), Parrawana (menggunakan rebana/tambur), Orkes Toriolo (kelompok kesenian atau band), Passayang-sayang (sastra lisan/berbalas syair), Kalindaqdaq (syair lisan/tertulis berisi petuah) dan Saeyang pattuqduq (kuda menari mengikuti irama).
Kesenian yang paling dinantikan adalah saeyang pattuqduq. Saeyang pattuqduq oleh masyarakat Mandar diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan khataman Al-Qur’an (mappatammaq), khitanan (massunnaq), maulid Nabi (mamunuq), perkawinan (tokaweng) atau memeriahkan acara syukuran.
Saeyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis cantik dan diiringi dengan irama tabuhan rebana sambil berkeliling kampung. Sementara itu sekelompok orang saling berbalas pantun dalam bahasa Mandar di depan kuda menari tersebut.

Hasil Kerajinan

Pada aspek kerajinan (handyicraft) Polewali Mandar sesungguhnya sangat potensial, sehingga sangat perlu untuk dikembangkan. Di antara kerajinan yang dapat diandalkan adalah sarung sutera Mandar (lipaq saqbe), anyaman, sulaman dan cindera mata kerang-kerangan.
Sutera Mandar ditenun tanpa menggunakan mesin. Hingga sekarang kerajinan tradisional ini digalakkan dibeberapa kecamatan pesisir pantai. Sutera Mandar sangat cocok dijadikan sebagai cindera mata bagi yang mengunjungi Polewali Mandar. Selain awet sarung ini juga tidak luntur.

Makanan Khas

Salah satu kekhasan suatu daerah adalah makanan. Alam dan iklim turut membentuk terciptanya berbagai macam dan jenis makanan, sehingga di mana-mana kita sering menemukan variasi makanan dari bahan yang sama.
Khusus di Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar lainnya, golla kambu, loka anjoroi atau bau peapi adalah sedikit di antara sekian jenis makanan tradisional yang masyhur dan menjadi ikon Polewali Mandar di bidang makanan.
Dari tiga jenis makanan tersebut, baru golla kambu yang dikelola dan dikembangkan, baik pada cita rasa maupun kemasan. Makanan khas ini terbuat dari gula aren yang dicampur beras ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan rasanya yang manis, membuat makanan ini sangat enak dinikmati untuk sarapan. Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di pasar-pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor Kecamatan Campalagian. Ditempat ini, kendaraan roda empat atau roda dua yang melintas biasanya singgah untuk menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.
Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan yang dimasak dengan bumbu-bumbu ala Mandar) dapat dinikmati hangat-hangat saat rekreasi atau suasana santai.

Transportasi

Darat

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Sarana jalan sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Melalui jalan, mobilitas penduduk dapat difasilitasi sehingga roda ekonomi (arus barang dan jasa) juga turut lancar.
Panjang jalan yang membelah daratan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2004 sepanjang 1.266,1 km. jumlah ini mengalami peningkatan sepanjang 151,1 km dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor di dareah ini pada tahun 2004 mencapai 13.910 unit atau meningkat sebesar 26% dibanding tahun 2003 yang hanya sebanyak 11.006 unit.
Kendaraan bermotor di Polewali Mandar terdiri dari 386 unit mobil penumpang, 525 unit mobil truk, 1.131 unit bus dan 11.868 unit motor.

Laut

Dinas Perhubungan mencatat bahwa kunjungan kapal di Kabupaten Polwali Mandar sepanjang tahun 2004 sebanyak 622 kunjungan yang semuanya merupakan pelayaran rakyat. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2003 yang mencapai 651 ton. Pada pelayaran rakyat tahun 2004, jumlah bongkar barang mencapai 13.248 ton. Jumlah ini meningkat sebesar 9.555 ton atau 258% dibanding tahun 2003 yang hanya sebesar 3.693 ton. Sementara jumlah muat barang pada tahun 2004 yang sebesar 277 mengalami penurunan sebesar 371 ton atau 57% dibandingkan tahun 2003 sebesar 648 ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar