PAKAIAN ADAT SULAWESI BARAT
Provinsi Sulawesi Barat memiliki keragaman tata busana atau baju tradisionalnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tari tradisional Sulawesi Barat yang memiliki keragaman dalam busananya.
Provinsi Sulawesi Barat memiliki keragaman tata busana atau baju tradisionalnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tari tradisional Sulawesi Barat yang memiliki keragaman dalam busananya.
Misalnya,
pada tari Bamba Manurung yang merupakan tarian adat Tradisional yang
biasa dipertunjukkan pada saat acara pesta Adat Mamuju di hadapan para
penghulu adat dan tokoh masyarakat Mamuju. Busana yang dipakai pada tari
tersebut bernama baju Badu. Adapun perlengkapan atau aksesoris yang
menghias pada baju ini ialah bunga beru-beru atau bunga melati dan
kipas.
Ada
lagi tari Bulu Londong yang merupakan tarian tradisional yang dilakukan
sebagai pengucapan syukur dalam acara Rambutuka. Tarian ini menggunakan
baju adat mamasa. Baju adat mamasa terbuat dari bulu burung. Adapun
aksesoris yang melengkapi baju adat ini ialah kepala manusia, sengo,
terompet alam bambu, tombak atau pedang.
Tarian
yang lainnya ialah tari Ma’bundu yang merupakan tarian perang
tradisional kreasi baru yang dipadukan dengan beberapa tarian
Tradisional Kecamatan Kalumpang dan kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju
Provinsi Sulawesi Barat. Busana yang dipakai pada tari ini ialah pakaian
kebesaran BEI. Baju kebesaran BEI dihiasi dengan ukir-ukiran yang
terbuat dari kerang kecil. Pakaian kebesaran BEI dihiasi dengan topi
bertanduk dan berpalo-palo. Aksesori pada bagian tangan berupa potto
ballusu (gelang-gelang ditangan). Para penari menggunakan tombak,
gendang.
Selain baju adat yang biasa dikenakan dalam pertunjukan tari, Sulawesi Barat
terkenal dengan tenu ikat tradisional sekomandi yang berasal dari
Kalumpangan. Tenun ikat tradisional merupakan produk budaya yang telah
berusia ratusan tahun dan terus dipelihara oleh masyarkat adatnya. Tenun
Tradisional Sekomandi Kalumpang, terbuat dari kulit kayu dengan pewarna
alami. Pewarna tersebut diambil dari salah satunya cabai. Untuk memberi
warna, mula-mula kulit kayu ditumbuk kemudian diolah untuk pintal.
Untuk membuat zat pewarna alami dari cabai, cabai di racik dan kemudian
di campurkan dengan corak warna lainnya yang diinginkan. Biasanya tenun
ini didominasi dengan warna hitam, coklat, merah, dan krem. Warna
dasar adalah hitam.
Keunikan kain tenun ini terdapat di pola, warna, dan struktur kain. Semuanya dikerjakan dengan tangan dan di tenun dengan alat tradisional. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu hingga hitungan bulan untuk memperoleh tenunan kualitas terbaik yang harganya bisa mencapai sepuluh juta rupiah.
Keunikan kain tenun ini terdapat di pola, warna, dan struktur kain. Semuanya dikerjakan dengan tangan dan di tenun dengan alat tradisional. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu hingga hitungan bulan untuk memperoleh tenunan kualitas terbaik yang harganya bisa mencapai sepuluh juta rupiah.
Tenun
tradisional sekomandi telah dikenal di mancanegara.karena dipasarkan
melalui Bali oleh para pembuat kain dari Kalumpang. Banyak juga turis
yang langsung membeli dipusat pembuatannya. Tenun ini dapat digunakan
untuk untuk pakaian, selendang, taplak, dan banyak lagi.
Pemerintah
kabupaten Mamuju secara aktif telah melakukan upaya pelestarian.
Pelestarian tersebut berupa pemeliharaan, pendokumentasian, dan
mempublikasikan warisan budaya, agar asset parawisata tradisional tetap
terjaga.