Selasa, 15 Maret 2016

Pertemuan Resmi Pertama PBB dan PUS, Pura Loa di Malunda

Tampil : 1651 kali.
Pertemuan Resmi Pertama PBB dan PUS, Pura Loa di Malunda
Pura Loa di Malunda (Ucapan Kata di Malunda) merupakan pertemuan resmi pertama antara Pitu Babana Binangan (PBB) dan Pitu Ulunna Salu (PUS) yang terjadi sekitar abad ke-17 masehi di Malunda, setelah pertemuan antara Balanipa dan Rantebulahang di Rantebulahang.
Pihak yang terlibat yaitu semua kerajaan di persekutuan Pitu Babana Binanga dan persekutuan Pitu Ulunna Salu.

Menurut para sejarahwan Mandar ada beberapa hal yang melatari diadakannya pertemuan ini, diantaranya :

  • adanya perbedaan paham antara Balanipa dengan Rantebulahang sebagai daerah/wilayah bergelar Indo Lembang dan Tomaqdua Taking Tomattallu Sulengka di Ta'ang.
  • adanya perbedaan pendapat antara PUS dan PBB mengenai Lalikang Tallu di Malunda serta Lante samballa di Ta'ang.
  • perlunya diadakan pembicaraan mengenai daerah Palili' Massedang yang statusnya tidak menentu antara di PUS atau di PBB atau lebih tepatnya berada pada posisi netral.
Dari pertemuan ini menghasilkan pula kesepakatan tentang persatuan dan kesatuan serta kerjasama antara kedua persekutuan terutama dalam bidang keamanan dan ekonomi serta kehidupan sosial masyarakatnya dengan catatan tidak saling mencampuri dalam hal pemerintahan dan adat istiadat masing-masing.

Mua siruppai uwai lembang anna uwai le'bo', lembang tammasing le'bo' tamma tawar. Padza niposoei soe'ta, nipa jappa jappa'ta, padza nipeada' ada'ta, niperapang rapatta, padza monetei di petawung tarra'bata, padza mandandang bassi' nipagittirta', di pitu ulunna salu di pitu babana binanga.

Terjemahan :
Bila air sungai dan air laut bertemu, air sungai tidak menjadi asing dan air laut tidak menjadi tawar. Masing-masing bebas menjalankan aturan, hukum serta adat istiadat di wilayah masing-masing tanpa ada campur tangan dari pihak lain.

Pitu Babana Binanga memata di Mangiwang, Pitu Ulunna Salu memata di Sawa.

Terjemahan :
Pitu Babana Binanga mengintai dan mengawasi ikan hiu, Pitu Ulunna Salu mengintai dan mengawasi ular.

Isi perjanjian ini menggambarkan kesepakatan pada bidang keamanan dimana kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Pitu Babana Binanga bertugas menjaga serta membendung ancaman musuh yang datang dari arah lautan/pesisir (digambarkan dengan ikan hiu) dan kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Pitu Ulunna Salu menjaga serta membendung ancaman musuh yang datang dari arah hutan/gunung (digambarkan dengan ular).

Iya-iyannamo mamboe pura loa, lara'ba beang larumbang kola-kola. Moa diandi nasesa dewata, tammatawar di lembang tammasing di le'bo', tanni pa'bati penannaranna.

Terjemahan :
Barang siapa yang mengingkari perjanjian/kesepakatan, hidup dan keturunannya akan punah. Kalaupun ada yang tersisa, tidak tawar di sungai tidak asin di laut, keturunannya akan hidup sia-sia.

Kesepakatan ini menggambarkan sumpah dari kedua belah pihak yang akan setia memegang dan mematuhi kesepakatan yang telah dibuat dengan menjadikan keturunan keluarga secara turun temurun sebagai tumbal bila mengingkarinya.


Referensi :
Buku ASSITALLIANG MANDAR dan Buku MOTTIANA MANDAR, oleh Drs. ABD. MUIS MANDRA
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar