Kebudayaan Sulawesi BARAT
Jumat, 4 Maret 2016
http://ragamsulawesibarat.blogspot.co.id
1.RUMAH ADAT
2.PAKAIAN ADAT
3.UPACARA ADAT
Upacara Adat Sayyang Pattudu Mandar, Sulawesi Barat
Pesta Adat Sayyang Pattudu diadakan dalam rangka untuk mensyukuri
anak-anak yang khatam (tamat) Al-Qurâan. Bagi warga suku Mandar,
tamatnya anak-anak mereka membaca 30 juz Al-Quran merupakan sesuatu yang
sangat istimewa, sehingga perlu disyukuri secara khusus dengan
mengadakan pesta adat Sayyang Pattudu. Pesta ini biasanya digelar sekali
dalam setahun, bertepatan dengan bulan Maulid Awwal (kalender
Hijriyah). Pesta tersebut menampilkan atraksi kuda berhias yang menari
sembari ditunggangi anak-anak yang mengikuti acara tersebut.
Bagi masyarakat Mandar, khatam Al-Qurâan dan acara adat Sayyang Pattudu
memiliki pertalian erat antara satu dengan lainnya. Acara ini tetap
mereka lestarikan dengan baik, bahkan masyarakat suku Mandar yang
berdiam di luar Sulawesi Barat dengan sukarela akan kembali ke kampung
halamannya demi mengikuti acara tersebut. Penyelenggaran pesta adat ini
sudah berlangsung cukup lama, tetapi tidak ada yang tahu pasti kapan
pertama kali dilaksanakan. Jejak sejarah yang menunjukkan awal
pelaksanaan kegiatan sampai sekarang juga belum terdeteksi oleh para
sejarawan dan tokoh masyarakat.
Puncak acara khatam Al-Qurâan dengan menggelar pesta adat Sayyang
Pattudu memiliki daya tarik tersendiri. Acara ini diramaikan dengan
arak-arakan kuda mengelilingi desa yang dikendarai oleh anak-anak yang
telah menyelesaikan khatam Al Quran. Setiap anak mengendarai kuda yang
sudah dihias sedemikian rupa. Kuda-kuda tersebut juga sudah terlatih
untuk mengikuti irama pesta dan mampu berjalan sembari menari mengikuti
iringan musik, tabuhan rebana, dan untaian pantun khas Mandar yang
mengiringi arak-arakan tersebut.
Ketika duduk di atas kuda, para peserta yang ikut Sayyang Pattudu akan
mengikuti tata atur baku yang berlaku secara turun temurun. Dalam
Sayyang Pattudu, para peserta duduk dengan satu kaki ditekuk ke
belakang, lutut menghadap ke depan, sementara satu kaki yang lainnya
terlipat dengan lutut dihadapkan ke atas dan telapak kaki berpijak pada
punggung kuda. Dengan posisi seperti itu, para peserta didampingi agar
keseimbangannya terpelihara ketika kuda yang ditunggangi menari. Peserta
Sayyang Pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan
mengangkat setengah badannya ke atas sembari menggoyang-goyangkan kaki
dan menggeleng-gelengkan kepala agar tercipta gerakan yang harmonis dan
menawan.
Ketika acara sedang berjalan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk
menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue untuk dibagikan kepada para tamu.
Ruang tamu dipenuhi dengan aneka hidangan yang tersaji di atas baki
yang siap memanjakan selera para tamu yang datang pada acara tersebut.
Rangkaian acara tahunan ini, biasanya diikuti lebih dari 50 peserta tiap
tahunnya. Biasanya, para peserta terhimpun dari berbagai kampung yang
ada di desa tersebut. Diantara para peserta ada yang datang khusus dari
desa sebelah, bahkan ada juga yang datang dari luar kabupaten, maupun
luar Provinsi Sulawesi Barat.
Pesta adat Sayyang Pattudu biasanya diadakan di Desa Karama, Kecamatan
Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia.Untuk
mencapai lokasi, para wisatawan dapat menggunakan angkutan umum atau
kendaraan pribadi. Untuk menuju lokasi, perjalanan dapat dimulai dari
Bandara Tampa Padang yang terletak di Kota Mamuju. Dari bandara tersebut
perjalanan kemudian dilanjutkan ke Kota Polewali Ibu Kota Kabupaten
Poleweli Mandar, Sulawesi Barat dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit.
Setelah sampai di Kota Poleweli, kemudian perjalanan dilanjutkan ke
lokasi yang berjarak sekitar 52 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar