Sabtu, 05 Maret 2016

Ayangan Bura’ Sendana

Ayangan Bura’ Sendana

bunga-kamboja-kuning-cendana
Kemarin sempat membaca tentang jenis lagu-lagu rakyat di daerah Mandar. Dari situ saya baru tahu bahwa ternyata lagu atau ayangan di Mandar tidak hanya ayangan tipalayo, tapi masih banyak lagi jenis ayangan lainya. Salah satunya adalah ayangan Bura’ Sendana. Karena penasaran dengan ayangan bura’ sendana ini, saya kemudian mulai browsing dengan keyword “bura’ sendana”.
Dari hasil pencarian yang saya lakukan di google, saya mendapatkan beberapa hal yang menarik yang menurut saya bagus untuk dibagi ke teman-teman. Berikut selengkapnya:

Lagu daerah Mandar yang berjudul Bura’ Sendana berbeda dengan Ayangan Bura’ Sendana

Lagu : Burhan MH & Mety Baan – Bura’ Sendana
Cipt. : H.A. Syaiful Sinrang

Lirik lagu Bura’ Sendana
bura’ sendana
lilio naun di kaeli
poleo naun
ko’bi-ko’bianda kaka’u
damo nadiong
masae mattoro’ lawuang
kambang matau
mepatto sau di lawuang
jappo mi dini
pasangan passinding dhadha’u
najappo-jappo
uwai lolong di mata’u
bulan diaya
meapa ami i kacicci
tumette ami
tumette jalepe bulawang
inai natannungan
ana’na karaeng di Tallo
pitu panona
mogeter-geter di dhadhanna
u ala mesa
u pacco’boang naiwaine
diang la’binna
u pacco’boang tomawuweng
Lirik lagu Bura’ Sendana di atas berbea dengan Ayangan Bura’ Sendana yang asli. Dimana menurut A. Muis Mandra Buraq Sendana yang asli hanya sesekali terdengar dinyanyikan oleh orang-orang tua di kampung-kampung pedalaman Mandar.

Dua versi cerita terciptanya Ayangan Bura’ Sendana

Ada dua versi cerita tentang terciptanya ayangan Bura’ Sendana, yaitu:
  1. Ayangan buraq Sendana adalah lagu yang dinyanyikan oleh permaisuri raja Balanipa yang bergelar Toniallung di Kaeli. Lagu ini diciptakan sendiri oleh sang permaisuri sebagai bentuk rasa rindunya kepada sang suami yang tak kunjung kembali ke Balanipa.
  2. Ayangan Bura’ Sendana dinyanyikan oleh Indara putri Puang Dikacci. (Puang Dikacci, adik kandung raja Sendana) lantaran rindu kepada Lamba Tokaeli yang dicintainya. Namun sang Putri sama sekali tidak tahu bahwa Ilamba Tokaeli yang dicintainya adalah adiknya sendiri namu berbeda ibu.

Kisah cinta Indira dan Ilamba Tokaeli serta Bura’ Sendana

Kisah yang mengharukan ini bermula ketika Puang Dikacci pergi jauh ke Kaeli meninggalkan isterinya yang membencinya karena isteri tercinta ternyata mangidang tau (ngidam orang) isteri membenci melihat suaminya, dan selalu ingin menggigitnya. Pergilah Puang Dikaccimeninggalkan Sendana ke utara, dan tiba di negeri Kaeli, Sulawesi Tengah. Beberapa lama kemudian Puang Dikacci kawin dengan putri Raja Kaeli. Dari perkawinan ini lahirlah seorang Putra yang bernama Ilamba. Sebelum Puang Dikacci berangkat ke negeri Pasir, Kerajaan Kutai di Kalimantan berperang melawan musuh membantu pamannya yang menjadi Raja di Kutai waktu itu, ia berpesan kepada isterinya supaya suatu waktu anaknya , Ilamba pergi ke daerah Mandar mencari kerabat bapaknya di Kerajaan Sendana.
Duah puluh tahun kemudian, Ilamba pergi ke daerah Mandar meninggalkan negeri Kaeli tanah kelahirannya untuk mencari kerabat bapaknya. Tiba di Sendana dan menumpang sekalian dijadikan murid yang disayangi oleh Kadi Sendana. Ilamba adalah pemuda yang tampan dan baik budi pula. Semua orang menyayanginya. Dicintai dan mencintai Indara, kemanakan Raja Sendana.
Tragedipun terjadi ketika Ilamba mengetahui bahwa Indara ternyata adalah kakaknya sendiri.Indara, putri Puang Dikacci yang masih dalam kandungan ketika Puang Dikacci pergi ke Kaeli. Hati pilu tanpa diketahui oleh siapa pun, Ilamba kembali ke negeri ibunya kenegeri Kaeli. Sepeninggalnya, Indara jatuh sakit. Sakit lantaran lantaran cinta dan rindu kepada Ilamba Tokaeli. Dia tak tahu Ilamba adalah adiknya sendiri. Setelah dia mengetahui, hatinya amatlah sedih. Berjanji hanya mau kawin dengan orang yang direstui oleh Ilamba Tokaeli adiknya.
Memohon kepada pamannya, Raja Sendana kiranya Ilamba dipanggil kembali ke Sendana. Dalam penantian, menanti adiknya yang pernah sangat dicintainya, konon Indara menciptakan dan menyanyikan lagu Buraq Sendana Tililio Naung di Kaeli (Bunga Cendana Tetiuplah ke Kaeli).http://ragamsulawesibarat.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar