Kamis, 03 Maret 2016

Tari Toerang Batu Asli Sulawesi Barat

Jumat, 4 Maret 2016
Tari Toerang Batu Asli Sulawesi Barat

Kidnesia.com   - Pernahkah kamu mendengar tentang Tari Toerang Batu ? Mungkin jenis tarian ini masih asing di telingamu, karena kalah popular dengan Tari Pendet di Bali atau Tari Jaipong dari Jawa Barat.
Sama seperti tarian lainnya, Tari Toerang Batu memiliki maknanya tersendiri. Tarian tradisional asli Sulawesi Barat ini memiliki hubungan erat dengan medan peperangan.
Tari Toerang Batu atau yang dikenal juga dengan Tari Perang Mandar, dipercaya merupakan kunci dibalik kesuksesan Kerajaan Binuang dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan disekitarnya, dahulu kala.
Oleh sebab itu, tarian ini hanya dipentaskan saat pasukan perang Kerajaan Binuang akan diberangkatkan ke medan perang. Tarian ini dipercaya dapat memberikan keberanian dan melecut semangat juang para pasukan kerajaan untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
Biasanya Tari Toerang Batu akan dipentaskan di tengah hutan dan disaksikan oleh prajurit yang akan berperang. Konon, pasukan yang telah menyaksikan tarian ini akan berjanji untuk menyerahkan segala hidup dan matinya untuk memenangkan peperangan tersebut.
Sebelum tarian ini digelar, dilaksanakan sejumlah ritual terlebih dahulu seperti persembahan sesajen yang berupa telur ayam dan nasi ketan empat warna. Telur ayam tersebut akan diletakkan di atas batu setinggi lebih dari satu meter yang akan dilompati oleh pasukan kerajaan.
Hal ini dilakukan sebagai tahapan ujian untuk menyeleksi pasukan yang akan berperang. Pasukan yang dapat melompati batu dan telur tersebut akan diberangkatkan ke medan perang oleh raja.
Setiap gerakan Tari Toerakan Batu ini memiliki makna simbolnya sendiri. Peralatan perang seperti pedang, tombak, dan keris pusaka yang digunakan dalam tarian melambangkan keberanian pasukan kerajaan Binuang dalam menaklukkan musuh.
Pasukan yang menyaksikan tarian ini akan mengikrarkan diri sebagai pasukan yang pantang pulang sebelum merebut kemenangan. Melalui Tarian Toerakan Batu ini, kerajaan Binuang memperoleh kejayaannya pada abad ke 15.
Namun sayang, saat ini tarian Toerang Batu semakin punah dan tak pernah dipentaskan kembali karena penerus tari tradisional ini yang semakin sedikit dan tidak ada lagi perang yang harus dijalani. Nah, siapa yang mau coba menompat batu seperti yang ada dalam tarian ini? Harus belajar dulu pada ahlinya, ya
.http://ragamsulawesibarat.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar